Kamis, 16 Februari 2012

Gagal bukanlah akhir segalanya.....

"Mah, pah... Aku ketolak, aku ga lolos tes itu..." Teriak seorang gadis remaja saat ia baru saja sampai di rumahnya.
Anifia Firalita, seorang anak gadis yang cerdas rajin dan tak pernah menyerah dalam segala hal, kali ini harus merasakan sebuah kegagalan besar dalam hidupnya. Kegagalan untuk meraih semua impiannya, kegagalan untuk bersekolah di SMA yang sangat ia impikan semenjak kecil, kegagalan yang begitu membuatnya terpuruk dan seakan sulit untuk menerima kenyataan.
Ia begitu menginginkan bersekolah di SMAN 1234 Bandung, sekolah yang merupakan sekolah terfavorit di Kota tempat ia tinggal.
Namun, Anifia justru bangkit, ia masih berusaha untuk mewujudkan keinginan nya itu, ia mengikuti tes lain agar dapat diterima di SMA tersebut, namun mungkin karena takdir-lah yang lebih menentukan, ia tetap tidak bisa diterima di SMA tersebut.
"Mah, Fia bingung mah, semua hal yang masih bisa Fia coba udah Fia coba..." Ucapnya dengan suara yang begitu lemah yang diikuti oleh suara isakan tangis.
"Sabar sayang, mungkin memang belum rezeki kamu diterima di SMA tersebut, Allah lebih tau apa yang terbaik untuk kamu.." Balas Rahma, Wanita lemah lembut yang sangat menyayangi anaknya, Anifia.
"Iya mah, mungkin Allah memang sudah mengatur semuanya, aku tau semua ini sudah menjadi takdir yang paling baik.." Sahut Fia saat ia sudah mulai bisa menerima kenyataan dan mulai bangkit kembali.

***

Akhirnya, Ibrahim ayah Anifia mendaftarkan Anifia pada salah satu sekolah yang tidak begitu terkenal di Kotanya. SMA yang bisa dibilang lokasinya cukup jauh dari keramaian pusat kota namun keadaan sekolah ini bisa dibilang bagus karena luasnya yang begitu besar.
Anifia akhirnya sudah mulai dapat menerima keadaan sekolah ini. Meskipun ia masih belum bisa sepenuhnya menerima kenyataan ini, karena menurutnya sekolah ini memiliki image yang kurang baik atas perilaku siswa-siswinya.
Hari pertama ia masuk ke sekolah ini, ia begitu takut karena ada beberapa senior yang kerjaannya khusus untuk memarah-marahi juniornya yang baru diterima di sekolah ini. Sebut saja mereka "TATIB". Dan benar saja ketakutannya pun terbukti saat ia dan teman-temannya yang berasal dari SMPN 2314 pun tidak dipersilahkan pulang seperti siswa baru lainnya. Fia dan teman-temannya dimarahi karena ternyata badge yang bertuliskan sekolah asal mereka jatuh karena tidak dijahit dan hanya ditempel pada bajunya dengan asal-asalan.
"Ngapain kamu cengar-cengir? Cengengesan aja. Teman sedang dimarahi kamu seenaknya cengar-cengir!!!" Sentak salah seorang tatib pada Fia yang dari tampang mukanya pun sudah bisa dipastikan bahwa ia sangat galak dan mukanya terlihat seperti akan memakan orang.
"Nggak ka, eng...gaaa.. maaf ka maaf...." Balas Fia dengan suara lemah karena takut akan disentak balik oleh tatib tersebut.

***

Kejadian di hari pertama Fia masuk sekolah tersebut membuatnya menjadi malas untuk mengikuti kegiataan MPLS atau sebut saja MOS. Fia memutuskan untuk tidak mengikuti kegiataan ini dan mengirimkan surat dengan alasan izin. Rahma, Ibunya pun mengizinkan karena ia sangat mengerti bahwa anaknya masih belum bisa sepenuhnya menerima keadaan sekolahnya saat ini.
Rabu, hari itu adalah hari berakhirnya kegiatan MPLS di sekolah baru Fia tersebut. Akhirnya Fia memutuskan untuk kembali masuk ke sekolahnya. Ia pun merasa senang karena ternyata teman-teman barunya begitu ramah dan sangat baik padanya. Perlahan, ia sudah mulai bisa tersenyum kembali. Ia sudah mulai bisa tertawa dengan teman-temannya saat ini layaknya dulu kala ia masih bersekolah di SMPN 2314 Bandung.
Fia tak menyangka ternyata selama ini prasangka nya salah, ia berpikir di sekolah ini ia tidak bisa menemukan kebahagiaan kembali, ia tak bisa mendapatkan prestasi kembali, dan ia tidak bisa bertemu dengan sahabat-sahabat yang sangat baik sekali. Namun prasangka nya ini SALAH! SALAH BESAR!! Ternyata di sekolah inilah ia bisa menemukan kembali kebahagiannya, bahkan prestasi, cinta, teman segala hal ia dapatkan disini...

***

"Jangan dulu nganggap selesai ya, karena cerita ini masih belum selesai, masih ada kelanjutan dari kisah Fia ini.To be continue....."

Sabtu, 17 September 2011

Kamis, 14 April 2011

maksiat ? boleh apabila ...

Alkisah, ada seorang murid bertanya pada gurunya, "guru, selama ini saya selalu beribadah pada Allah SWT, tapi terkadang saya juga ingin berbuat maksiat. Apakah diperbolehkan saya berbuat maksiat ?"
Mendengar hal tersebut, si guru pun tersenyum dan berkata : "Ada nak, tapi ada 4 syarat yang harus kau penuhi apabila kamu akan berbuat maksiat" si murid membalas "apa itu guru?"

Gurunya menjawab : "1. apabila kau bermaksiat kau tidak diperbolehkan menggunakan segala yang telah diberikan Allah padamu, baik itu tanganmu kakimu atau matamu, 2. kau boleh bermaksiat, akan tetapi kau tidak boleh bermaksiat di bumi yang allah ciptakan 3. kau boleh bermaksiat jika kau bisa bernegosiasi dengan malaikat izrail apabila ketika kau bermaksiat kau akan dicabut nyawa. dan terakhir ke-4. kau boleh bermaksiat jika kau bisa mengusir malaikat munkar dan nakir ketika kau akan ditanyai di alam kubur"

Subhanallah ^_^

Rabu, 16 Februari 2011





Kaffah


Kaffah (Keluarga Pemuda Masjid Miftahul Falah)
Menurut bahasa, KAFFAH artinya menyeluruh.

Kaffah adalah organisasi kepemudaan yang berada di Jl.Ters.Jakarta Hantap Raya Bandung 40281
Tujuan Kaffah ini adalah mendidik para pemuda pemudi agar bisa menjadi pemimpin yang baik di masa yang akan datang dan juga untuk menyiarkan agama Islam
Kaffah terdiri dari banyak anggota dan anggotanya berasal dari kalangan remaja yang masih duduk di bangku SMP hingga Mahasiswa
Saat ini Kaffah sudah berhasil mengadakan beberapa acara yang besar yang melibatkan banyak orang
Semoga di masa yang akan datang, Kaffah bisa menjadi Organisasi besar yang bermanfaat bagi semua kalangan

Minggu, 13 Februari 2011